Rabu, 23 Maret 2011

Berwisata Pantai Maileppet

Maileppet ini merupakan daerah persinggahaan setiap anda menyambangi pulau Siberut khususnya di Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Rugi rasanya kalau tak singgah di pantai ini, deburan ombak yang bersahabat, ditambah tiupan angin dan nyiur seakan memanggil anda untuk berteman dengannya.
Warga setempat menjadikan kawasan teluk ini sebagai tempat menjaring ikan untuk kebutuhan konsumsi keluarga bukan untuk di jual. Mereka hanya memakai sampan kemudian memasang penjaring pada pagi hari kemudian sore hari hari jaring itu diangkat paling minimal akan dapat sepuluh ekor ikan. Okezone mencoba mandi di daerah ini, wah airnya cukup dingin dan sejuk lebih nyaman rasanya, di negeri bersahaja.
Read more »

Kamis, 17 Maret 2011

Teluk Kiluan

Sore itu matahari mulai bergerak ke ufuk barat, semburat warna merahnya terlihat indah disela-sela pegunungan bukit barisan. Deru ombak lautan yang terdengar menderu-deru, sayup-sayup melemah ketika menyentuh putihnya pasir Teluk Kiluan. Dipadu dengan kicauan suara berbagai burung, betul-betul kita merasakan perpaduan antara jiwa dengan alam sekitar.

Kurang lebih membutuhkan waktu enam jam lamanya melalui jalan darat untuk mencapai Ekowisata Teluk Kiluan yang terletak kurang lebih sekitar 80 km dari Kota Bandar lampung. Dari Bakaeuhuni kita bisa mengikuti jalur lintas timur Sumatera sampai dengan pertigaan arah Pelabuhan Panjang. Kemudian ambil jalur Pelabuhan Panjang, terus ke arah Lempasing, Mutun dan diujung jalur ini kita akan ketemu Teluk Kiluan. Namun sebelum sampai ke teluk ini, perlu perjuangan ekstra keras, karena tidak semua jalur yang kita lalui beraspal.       

Mulai memasuki daerah Lempasing, jalannya menyempit, berkelok-kelok dan naik turun. Kita harus ekstra hati-hati dalam mengendarai mobil ketika melalui jalur ini jika tak mau jatuh ke dalam jurang. Walaupun begitu, kita akan disuguhi pemandangan hijau hutan yang terletak di kanan kiri jalan yang menyejukkan mata. Sesekali akan terlihat lautan luas nan biru yang terlihat dari sebelah kiri tebing-tebing jalan yang kita lalui. Tambak udang juga banyak terlihat di sisi kiri jalan yang langsung berhadapan dengan lautan.

Sebelum memasuki desa terakhir dengan jalanan yang dapat dilalui dengan mobil, perkampungan khas Lampung dengan rumah panggungnya menjadi daya tarik tersendiri dalam perjalanan menuju Teluk Kiluan. Setelah itu barulah kita memasuki desa Bawang, dimana jalanan yang kita lalui berubah menjadi jalan tanah yang bergelombang dan berbatu-batu. Kemudian Perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek dikarenakan mobil tidak mungkin bisa melintas lagi. Mobil yang kita bawa pun terpaksa harus dititipkan di balai desa agar aman selama kita pergi ke Teluk Kiluan.Ternyata tidak sulit untuk menemukan tukang ojek di daerah ini, karena memang mereka sudah siap setiap waktu untuk mengantar tamu ke Kiluan.

Menurut Mas Yanto, salah seorang pengojek, “ Yang lebih sering datang adalah orang Bule”. Jadi para pengojek malah lebih sering mengantar tamu bule. Saat saat naik ojek adalah saat yang mendebarkan sehingga memacu andrenalin kita, karena harus melalui jalanan yang yang naik turun sangat curam. Terkadang ada beberapa ruas dimana kita harus turun dari kendaraan agar motor yang kita kendarai bisa naik. Bayangkan saja, kita mesti melalui ( menerabas ) G.Tanggamus ( 1.126 meter ) yang merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan. Karena dibalik gunung inilah surga tersembunyi “Teluk Kiluan” akan kita temukan.

Pemandangan unik lain juga bisa kita lihat di sepanjang jalan ketika naik ojek ke arah Kiluan. Kurang lebih tiga kilometer sebelum Kiluan ada perkampungan orang Bali, dimana semua kehidupan yang ada di situ persis adanya seperti di Bali. Dari mulai bangunan, tempat ibadah, cara berladang, bermasyarakat sampai dengan proses kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, setelah kurang lebih hampir 50 menit naik ojek, dan melalui perjuangan yang cukup melelahkan, keindahan Teluk Kiluan terlihat di depan mata. Takjub dan bahagia, itulah dua kata yang langsung tercetus dari dalam hati kami ketika menjejakkan kaki di teluk ini. Sejauh mata memandang ke depan membentang birunya laut, memandang ke belakang hijaunya hutan pegunungan bukit barisan dan selingi oleh suara angin laut yang sepoi-sepoi bagaikan nyanyian alam yang menyambut kedatangan para tamunya.

Setelah beberapa menit menikmati keindahan alam, Pak Johan, salah satu sesepuh di Teluk ini menyapa kami dan mengucapkan selamat datang dengan ramahnya. ”Silakan menikmati Ekowisata Kiluan yang sederhana dan apa adanya ini,” Sapa beliau dengan kesederhaannya. Kemudian kami semua menuju pondok yang terletak di pinggir pantai sambil menikmati minuman ala kadarnya yang telah disediakan. Setelah memperkenalkan satu persatu warga yang mengurus teluk ini, kami pun menanyakan banyak hal.

Diantaranya adalah mengenai sejarah atau asal-usul kiluan. Sebetulnya banyak legenda yang bercerita tentang Kiluan, tapi ada satu legenda yang sampai sekarang masih beredar dan dipercaya oleh masyarakat sekitar. Legenda berawal saat era mulai runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Islam masuk Indonesia. Di kawasan yang awalnya umbul atau perlambangan masyarakat Pekon Bawang, dikenal seorang pendatang yang sangat tinggi kesaktiannya. Dia bernama Raden Mas Arya yang berasal dari daerah Banten atau Malaka. Karena kesaktiannya yang belum terkalahkan, dia bisa tahu kapan ajalnya akan tiba.

Suatu hari Raden Mas Arya ditantang tanding oleh seorang warga setempat. Sang penantang ini adalah seorang guru silat dari Kotaagung, Tanggamus. Karena tahu ajalnya akan tiba ditangan Sang Penantangnya, Raden Mas Arya meminta dimakamkan di suatu pulau yang ditunjuknya. Karena itu pulau tempat dimakamkannya Raden Mas Arya dinamakan dengan Kiluan ( bahasa lampung ) yang artinya adalah meminta. Legenda ini dikuatkan dengan adanya semacam tumpukan batu ( mirip makam ) di puncak ketinggian Pulau Kiluan.

Setelah Puas berbincang-bincang dengan Pak Johan tentang sejarah Kiluan, kami pun naik perahu mengelilingi lautan disekitar pulau untuk melepas penat perjalanan dan kemudian mampir di Pulau Kiluan. Ternyata untuk mencapai Pulau Kiluan kita masih harus menyeberang 10 menit lagi dari Teluk Kiluan dengan naik perahu motor. Pulau yang asri, pasir putih, dengan suasana yang hening hanya terdengar deburan ombak, cocok sekali sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk mencari inspirasi-inspirasi baru. Penginapan sederhana yang berbentuk rumah panggung sudah tersedia di pulau ini, yang disediakan untuk para tamu yang ingin menginap. Untuk ukuran sebuah pulau yang terletak di pedalaman, penginapan ini tergolong lumayan bagus yang dilengkapi dengan fasilitas standar.

Tidak hanya menikmati keindahan Kiluan, wisata lain yang dapat dinikmati di kawasan ini adalah menikmati keindahan tarian lumba-lumba. Untuk menikmatinya, kita masih harus naik perahu duapuluh menit ke arah tengah Samudera dari Pulau Kiluan. Setidaknya ada dua jenis lumba-lumba di perairan ini, spesies pertama adalah lumba-lumba hidung botol ( Tursiops Truncatus ) dengan badan yang lebih besar dan pemalu. Spesies yang kedua adalah lumba-lumba paruh panjang ( Stenella Longirostris ) yang bertubuh lebih kecil dan senang melompat. Namun lumba-lumba tersebut jumlahnya makin lama makin turun karena perburuan yang dilakukan oleh manusia.

Untuk melindungi kekayaan alam yang ada di Kiluan maka didirikanlah Yayasan Cinta Kepada Alam ( Cikal ) yang salah satu misinya adalah menjalin kerjasama kemitraan dengan Pemerintah Daerah, Instansi-instansi, atau lembaga-lembaga yang terkait ( NGO ) di dalam mengembangkan Teluk Kiluan Kelurahan Negeri Kelumbayan Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus Propinsi lampung. Dan salah satu tujuan didirikannya yayasan ini adalah Melestarikan satwa-satwa lainnya di sekitar Teluk Kiluan seperti Penyu Sisik ( Eretmochelys Imbricate ), Siamang ( Symphalangus Syndactylus ), Simpai ( Presbythis Melalops ), Beruang Madu ( HelarctosMalayanus ) dan Kukang ( Nycticebus Coucang ).

Selain keunggulan yang dimiliki oleh kiluan, ada beberapa hal yang harus diperbaiki terutama : jalan menuju Teluk Kiluan harus diperbaiki supaya aksesnya lebih mudah. Sarana dan prasarana yang ada di Kiluan sendiri harus diperbaiki, misalkan MCK ( Mandi Cuci Kakus ) dan kelengkapan-kelengkapan lainnya yang berkaitan dengan wisata bahari. Niscaya Teluk Kiluan akan menjadi salah satu primadona wisata Kota Lampung ke depan jika didukung dengan manajemen operasi dan keuangan yang baik.
Kunjungi Wisata Lainnya


Read more »

Selasa, 08 Maret 2011

Menyelam di Kepulauan Seribu, Jakarta

Area unik ini terdiri dari ratusan pulau kecil (makanya dilebih-lebihkan jadi 'Kepulauan Seribu'), adalah tempat wajib bagi penyelam asal Jakarta. Dari bermacam pulau tersebut, beberapa yang terkenal yaitu Pulau Kotok Besar, Pulau Kotok Kecil, Karang Bongkok, Pulau Sepa dan Pulau Pantara.

Pulau Seribu sangat mudah dicapai, Anda hanya perlu menyewa speedboat dari Marina atau kapal nelayan dari satu dari sekian pelabuhan. Hanya sekitar satu atau dua jam dari Jakarta, Anda akan bisa menyelam sepuasnya. Beberapa pulau yang lebih besar
menyediakan akomodasi lebih baik sekelas resort dan villa, tetapi Anda butuh menyewa kapal untuk mencapai pulau-pulau kecil – tempat karang-karang indah berada!


Read more »

Menyelam di Pulau Bintan, Riau

Mungkin ini adalah pulau yang paling mudah dicapai dari luar Indonesia, tempat penyelaman ini hanya satu jam dari kebisingan Singapura. Pulau ini memiliki hamparan pantai berpasir putih sepanjang 18 km dengan kehidupan lautnya yang kaya, serta beragam lokasi menyelam untuk Anda nikmati.

Tidak jauh dari garis pantai sebelah utara, terdapat ngarai kecil sedalam 8 meter dengan dasar yang rata, sangat cocok untuk Anda yang baru pertama kali belajar scuba diving. Tempat unik lainnya adalah lokasi kapal karam, Anda dapat mengeksplorasi sisa-sisa kapal tanker tua yang karam bertahun-tahun lalu di kedalaman laut.
Kunjungi Wisata Lainnya


Read more »

Berwisata di Danau Toba

Sumatera Utara selain terkenal dengan wisata Bukit Lawang dan Nias, juga ada Danau Toba yang punya magnet tersendiri dalam menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Danau Toba adalah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Danau Toba merupakan keajaiban wisata alam yang menakjubkan. Danau Toba adalah danau berkawah yang sangat besar, pusat pulaunya hampir seluas Singapura. Dengan luas 1.145 km2, Danau Toba sebenarnya lebih menyerupai lautan dari pada danau.

Di tengah Danau Toba terdapat pulau vulkanik bernama Pulau Samosir yang berada pada ketinggian sekira 1.000 meter di atas permukaan laut. Di tengah Pulau Samosir ini masih ada lagi dua danau indah yang diberi nama Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Daerah sekitar Danau Toba memiliki hutan-hutan pinus yang tertata asri.

Di tepi Danau Toba terdapat beberapa air terjun yang sangat mempesona. Di pinggiran Danau Toba terdapat satu objek wisata bernama Tanjung Unta karena daratan yang menjorok ke danau ini memang menyerupai punggung unta. Di sekitar Danau Toba akan Anda temukan tempat pemandian air belerang yang dipercaya bermanfaat menyehatkan kulit.

Jika berkunjung ke Danau Toba, Anda dapat menikmati pemandangan asri sambil bersepeda. Semua rasa penat yang Anda rasakan akan hilang di tempat ini. Danau ini berada 900 meter di atas permukaan laut sehingga udara sejuknya sangat menyegarkan, jauh dari udara panas, kelembaban, dan polusi yang ada di kota.

Sulit membayangkan ada tempat yang lebih indah untuk dikunjungi selain Danau Toba. Di sini Anda dapat melakukan berbagai macam hal yang menyenangkan untuk menikmati keindahan alam seperti mendaki gunung, berenang dan berperahu layar yang sanggup membius Anda dalam keindahan pemandangan menakjubkan.

Udaranya bersih dan sejuk harmonis dengan suasana santai masyarakatnya yang ramah membuat wisatawan akan datang kembali setelah mengunjungi danau ini.

Selain itu, Anda dapat memberanikan diri ke Pulau Samosir di tengah danau dan menemukan pegunungan yang curam dengan kabut sejuk, air terjun yang jernih untuk berenang, dan masyarakat setempat yang sedang menggiring kerbau ke ladang.

Di pulau induk, terdapat akomodasi di kota Parapat. Parapat berada di semenanjung berbatu yang kecil dan menonjol ke danau. Dalam perjalanan ke Parapat Anda akan melihat pemandangan spektakuler.

Parapat dihuni masyarakat Batak Toba dan Batak Simalungan yang dikenal memiliki sifat ceria dan mudah bergaul, terkenal karena lagu-lagu bertema cinta yang riang dan penuh perasaan.

Banyak wisatawan lebih memilih tinggal di Pulau Samosir di tengah danau. Sebagai tempat tinggal asli masyarakat Batak Toba. Pulau Samosir memiliki bekas peninggalan zaman purbakala di antaranya adalah kuburan batu dan desa-desa tradisional. Juga terdapat Makam Raja Sidabutar yang usianya sudah 500 tahun. Juga terdapat Patung Sigale-Gale (patung yang bisa menari).

Di pulau ini Anda dapat menemukan kebudayaan Toba yang unik dan kuno. Keindahan alam Pulau Samosir mengartikan pulau ini adalah tempat yang cocok dikunjungi dan menghindar dari kepenatan rutinitas.Samosir mudah dijangkau dengan kapal ferri dari Parapat.

Kunjungi Wisata Lainnya



Read more »

Rabu, 02 Maret 2011

Taman Wisata Bumi Kedaton Lampung

Menarik ketika kita berwisata ke Kota Lampung, dari mulai wisata pantai, wisata kuliner sampai dengan wisata pegunungan semuanya ada disini. Salah satunya adalah Taman Wisata Bumi Kedaton – Batu Putuk, sebuah konsep perkampungan hijau dengan panorama perbukitan.

Kawasan ini dari dulu sampai sekarang sangat terkenal sebagai penghasil buah-buahan segar seperti durian, manggis, duku, pisang dan palawija. Terletak di ketinggian antara 700 m sampai dengan 900 m di atas permukaan air laut menjadikan daerah ini sebagai tempat yang berhawa sejuk sehingga berbagai jenis tanaman dapat tumbuh disini. Yang paling terkenal dari daerah ini adalah duriannya. Kalau sedang musim durian jangan Tanya, sepanjang jalan dari dan menuju Batu Putuk akan dipenuhi oleh para penjual durian.

Termasuk Lokasi Taman Wisata Bumi Kedaton dimana sebagian lahannya adalah bekas area tumbuhnya pohon durian. Bahkan sampai sekarang di pinggiran tempat wisata ini, masih bisa kita lihat puluhan pohon durian yang masih berdiri tegak. Kebetulan waktu kami berkunjung kesana musim durian baru saja selesai, sehingga hanya menemukan pohon durian tanpa buah yang melekat di pohonnya. Sengaja kami berkeliling dulu untuk menikmati hijaunya dan segarnya hawa pegunungan di Batu Putuk sebelum akhirnya menuju Bumi Kedaton.

Pembangunan tempat wisata ini tentunya tak hanya didasari atas lokasi yang berada di pegunungan, namun jarak tempuh yang kurang lebih hanya duapuluh menit dari Kota Lampung tentu merupakan petimbangan lain yang lebih signifikan didirikannya Bumi Kedaton di dareah ini. Tak salah kalau tempat ini menjadi salah satu daya pikat para wisatawan yang berkunjung ke Kota Lampung. Di tempat ini tersedia fasilitas rekreasi keluarga, rumah khas Lampung bertiang, cottage dengan panorama lembah dan perbukitan yang cocok untuk santai keluarga, pertemuan-pertemuan kecil yang berorientasi alam ( outbond ) dan lain-lain.

Lahan kemah di bagian utara di sisi sungai yang mengalir berasal dari lereng Gunung Betung, semakin menambah pesona tempat ini. Arena atraksi gajah tersedia bagi pengunjung berikut paket naik gajah di seputar lokasi dengan pawang gajah yang siap melayani para pengunjung. Masih ada aktifitas berkuda, naik kereta kuda, jembatan gantung sampai dengan mandi di kali yang berair jernih dan atraksi-atraksi lainnya yang menyenangkan.

Koleksi wisata lainnya seperti koleksi satwa, kolam buaya dan tanaman langka secara bertahap juga melengkapi taman wisata ini dengan tujuan untuk lebih memperkenalkan kekayaan fauna Nusantara, khususnya untuk daerah Sumatera. Kolam renang, kolam pemancingan sampai dengan food stall dan ikan bakar semakin menampakkan visi Bumi Kedaton ke depan sebagai one stop shopping antara wisata, bermain dan sekaligus tempat meeting.

Masih satu jalur perjalanan dari Kota Lampung menuju Bumi Kedaton, Jangan lupa mampir ke jalan Teluk Betung yang terkenal sebagai salah satu sentra pusat oleh-oleh jajan khas Lampung. Yang tak dapat dipisahkan dari Lampung adalah kripik pisangnya, yang sudah terkenal di dimana-mana. Selain kripik pisang masih ada dodol lampung, kripik singkong, sambal udang dan masih banyak lagi jajan khas Lampung yang cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Jangan lupa bagi anda yang berkunjung ke Kota Lampung mampirlahke semua tempat menarik yang ada dari wisata pantai, wisata pegunungan sampai dengan wisata kuliner.
Kunjungi Wisata Lainnya



Read more »

Wisata ke Teluk Kiluan Lampung

Sore itu matahari mulai bergerak ke ufuk barat, semburat warna merahnya terlihat indah disela-sela pegunungan bukit barisan. Deru ombak lautan yang terdengar menderu-deru, sayup-sayup melemah ketika menyentuh putihnya pasir Teluk Kiluan. Dipadu dengan kicauan suara berbagai burung, betul-betul kita merasakan perpaduan antara jiwa dengan alam sekitar.

Kurang lebih membutuhkan waktu enam jam lamanya melalui jalan darat untuk mencapai Ekowisata Teluk Kiluan dari arah Pelabuhan Bakaehuni, atau kurang lebih sekitar 80 km dari Kota Bandar lampung. Dari Bakaeuhuni kita bisa mengikuti jalur lintas timur Sumatera sampai dengan pertigaan arah Pelabuhan Panjang. Kemudian ambil jalur Pelabuhan Panjang, terus ke arah Lempasing, Mutun dan diujung jalur ini kita akan ketemu Teluk Kiluan. Namun sebelum sampai ke teluk ini, perlu perjuangan ekstra keras, karena tidak semua jalur yang kita lalui beraspal.
   
Mulai memasuki daerah Lempasing, jalannya menyempit, berkelok-kelok dan naik turun. Kita harus ekstra hati-hati dalam mengendarai mobil ketika melalui jalur ini jika tak mau jatuh ke dalam jurang. Walaupun begitu, kita akan disuguhi pemandangan hijau hutan yang terletak di kanan kiri jalan yang menyejukkan mata. Sesekali akan terlihat lautan luas nan biru yang terlihat dari sebelah kiri tebing-tebing jalan yang kita lalui. Tambak udang juga banyak terlihat di sisi kiri jalan yang langsung berhadapan dengan lautan.

Sebelum memasuki desa terakhir dengan jalanan yang dapat dilalui dengan mobil, perkampungan khas Lampung dengan rumah panggungnya menjadi daya tarik tersendiri dalam perjalanan menuju Teluk Kiluan. Setelah itu barulah kita memasuki desa Bawang, dimana jalanan yang kita lalui berubah menjadi jalan tanah yang bergelombang dan berbatu-batu. Kemudian Perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek dikarenakan mobil tidak mungkin bisa melintas lagi. Mobil yang kita bawa pun terpaksa harus dititipkan di balai desa agar aman selama kita pergi ke Teluk Kiluan.Ternyata tidak sulit untuk menemukan tukang ojek di daerah ini, karena memang mereka sudah siap setiap waktu untuk mengantar tamu ke Kiluan.

Menurut Mas Yanto, salah seorang pengojek, “ Yang lebih sering datang adalah orang Bule”. Jadi para pengojek malah lebih sering mengantar tamu bule. Saat saat naik ojek adalah saat yang mendebarkan sehingga memacu andrenalin kita, karena harus melalui jalanan yang yang naik turun sangat curam. Terkadang ada beberapa ruas dimana kita harus turun dari kendaraan agar motor yang kita kendarai bisa naik. Bayangkan saja, kita mesti melalui ( menerabas ) G.Tanggamus ( 1.126 meter ) yang merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan. Karena dibalik gunung inilah surga tersembunyi “Teluk Kiluan” akan kita temukan.

Pemandangan unik lain juga bisa kita lihat di sepanjang jalan ketika naik ojek ke arah Kiluan. Kurang lebih tiga kilometer sebelum Kiluan ada perkampungan orang Bali, dimana semua kehidupan yang ada di situ persis adanya seperti di Bali. Dari mulai bangunan, tempat ibadah, cara berladang, bermasyarakat sampai dengan proses kehidupan sehari-hari

Akhirnya, setelah kurang lebih hampir 50 menit naik ojek, dan melalui perjuangan yang cukup melelahkan, keindahan Teluk Kiluan terlihat di depan mata. Takjub dan bahagia, itulah dua kata yang langsung tercetus dari dalam hati kami ketika menjejakkan kaki di teluk ini. Sejauh mata memandang ke depan membentang birunya laut, memandang ke belakang hijaunya hutan pegunungan bukit barisan dan selingi oleh suara angin laut yang sepoi-sepoi bagaikan nyanyian alam yang menyambut kedatangan para tamunya.

Setelah beberapa menit menikmati keindahan alam, Pak Johan, salah satu sesepuh di Teluk ini menyapa kami dan mengucapkan selamat datang dengan ramahnya. ”Silakan menikmati Ekowisata Kiluan yang sederhana dan apa adanya ini,” Sapa beliau dengan kesederhaannya. Kemudian kami semua menuju pondok yang terletak di pinggir pantai sambil menikmati minuman ala kadarnya yang telah disediakan. Setelah memperkenalkan satu persatu warga yang mengurus teluk ini, kami pun menanyakan banyak hal.

Diantaranya adalah mengenai sejarah atau asal-usul kiluan. Sebetulnya banyak legenda yang bercerita tentang Kiluan, tapi ada satu legenda yang sampai sekarang masih beredar dan dipercaya oleh masyarakat sekitar. Legenda berawal saat era mulai runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Islam masuk Indonesia. Di kawasan yang awalnya umbul atau perlambangan masyarakat Pekon Bawang, dikenal seorang pendatang yang sangat tinggi kesaktiannya. Dia bernama Raden Mas Arya yang berasal dari daerah Banten atau Malaka. Karena kesaktiannya yang belum terkalahkan, dia bisa tahu kapan ajalnya akan tiba.

Suatu hari Raden Mas Arya ditantang tanding oleh seorang warga setempat. Sang penantang ini adalah seorang guru silat dari Kotaagung, Tanggamus. Karena tahu ajalnya akan tiba ditangan Sang Penantangnya, Raden Mas Arya meminta dimakamkan di suatu pulau yang ditunjuknya. Karena itu pulau tempat dimakamkannya Raden Mas Arya dinamakan dengan Kiluan ( bahasa lampung ) yang artinya adalah meminta. Legenda ini dikuatkan dengan adanya semacam tumpukan batu ( mirip makam ) di puncak ketinggian Pulau Kiluan.

Setelah Puas berbincang-bincang dengan Pak Johan tentang sejarah Kiluan, kami pun naik perahu mengelilingi lautan disekitar pulau untuk melepas penat perjalanan dan kemudian mampir di Pulau Kiluan. Ternyata untuk mencapai Pulau Kiluan kita masih harus menyeberang 10 menit lagi dari Teluk Kiluan dengan naik perahu motor. Pulau yang asri, pasir putih, dengan suasana yang hening hanya terdengar deburan ombak, cocok sekali sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk mencari inspirasi-inspirasi baru. Penginapan sederhana yang berbentuk rumah panggung sudah tersedia di pulau ini, yang disediakan untuk para tamu yang ingin menginap. Untuk ukuran sebuah pulau yang terletak di pedalaman, penginapan ini tergolong lumayan bagus yang dilengkapi dengan fasilitas standar.

Tidak hanya menikmati keindahan Kiluan, wisata lain yang dapat dinikmati di kawasan ini adalah menikmati keindahan tarian lumba-lumba. Untuk menikmatinya, kita masih harus naik perahu duapuluh menit ke arah tengah Samudera dari Pulau Kiluan. Setidaknya ada dua jenis lumba-lumba di perairan ini, spesies pertama adalah lumba-lumba hidung botol ( Tursiops Truncatus ) dengan badan yang lebih besar dan pemalu. Spesies yang kedua adalah lumba-lumba paruh panjang ( Stenella Longirostris ) yang bertubuh lebih kecil dan senang melompat. Namun lumba-lumba tersebut jumlahnya makin lama makin turun karena perburuan yang dilakukan oleh manusia.

Untuk melindungi kekayaan alam yang ada di Kiluan maka didirikanlah Yayasan Cinta Kepada Alam ( Cikal ) yang salah satu misinya adalah menjalin kerjasama kemitraan dengan Pemerintah Daerah, Instansi-instansi, atau lembaga-lembaga yang terkait ( NGO ) di dalam mengembangkan Teluk Kiluan Kelurahan Negeri Kelumbayan Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus Propinsi lampung. Dan salah satu tujuan didirikannya yayasan ini adalah Melestarikan satwa-satwa lainnya di sekitar Teluk Kiluan seperti Penyu Sisik ( Eretmochelys Imbricate ), Siamang ( Symphalangus Syndactylus ), Simpai ( Presbythis Melalops ), Beruang Madu ( HelarctosMalayanus ) dan Kukang ( Nycticebus Coucang ).

Selain keunggulan yang dimiliki oleh kiluan, ada beberapa hal yang harus diperbaiki terutama : jalan menuju Teluk Kiluan harus diperbaiki supaya aksesnya lebih mudah. Sarana dan prasarana yang ada di Kiluan sendiri harus diperbaiki, misalkan MCK ( Mandi Cuci Kakus ) dan kelengkapan-kelengkapan lainnya yang berkaitan dengan wisata bahari. Niscaya Teluk Kiluan akan menjadi salah satu primadona wisata Kota Lampung ke depan jika didukung dengan manajemen operasi dan keuangan yang baik.
Kunjungi Wisata Lainnya


Read more »

Wisata ke Pulau Bintan

Pulau Bintan adalah pulau yang terbesar digugusan kepulauan Riau yang baru saja diresmikan sebagai provinsi, dengan Tanjung Pinang sebagai Ibu Kota provinsi Kepulauan Riau. Pulau Bintan ini terletak sekitar 50 miles sebelah selatan Singapore.

Kegiatan ekonomi utama pulau Bintan, selain penambangan dan perdagangan antar pulau, turisme mungkin merupakan kontribusi yang terbesar bagi pendapatan daerah. Bagian utara pulau Bintan, yang dikenal dengan Lagoi, disediakan untuk turisme, khususnya bagi turist – turist Malaysia dan Singapore.

Daerah Lagoi ini ditata sangat apik dengan security yang maksimal, untuk memastikan keamanan bagi para tourist. Penataan Lagoi ini seperti Nusa Dua di-Bali, dengan beberapa hotel berbintang 5, golf courses dan SPA. Mata uang yang diberlakukan dihotel-hotel berbintang adalah Singapore atau US Dollars. Meskipun pulau Bintan tidak mempunyai lapangan terbang, tetapi akses, baik kepulau Batam maupun Singapore sangat baik.

Diperkirakan sekitar lebih dari 5.000 orang yang secara langsung maupun tidak langsung bekerja disektor tourisme di-Lagoi. Mereka disediakan perkampungan, dormitory lengkap dengan pasar tradisional untuk keperluan sehari-hari. Ketentuan yang diberlakukanpun sangat ketat, yaitu: harga-harga dipasar tradisional perkampungan tersebut tidak diperbolehkan lebih tinggi dari pada harga-harga dipasar Tanjung Pinang. Perkampungan ini layaknya saebuah kota kecil saja. Bagi staff tingkat managerial, disediakan apartment yang berada dalam area yang lebih tertata dilingkungan yang berdekatan dengan tempat bekerja mereka masing-masing.

Pantai Trikora yang terletak dibagian timur pulau Bintan. Asal usul nama Trikora ternyata mempunyai dua versi: yang pertama dihubungkan dengan kata-kata “three corrals” konon yang diucapkan oleh pendatang asing pertama dipulau tersebut beberapa puluh tahun yang lalu. Versi lainnya yang lebih banyak dianut, nama Trikora tersebut dihubungkan dengan Tri Komando Rakyat sebuah “euphoria nasionalistic” yang dikumandangkan oleh Almarhum Presiden RI yang pertama Bung Karno, sehubungan dengan kampanye konfrontasi “Ganyang Malaysia” beberapa tahun yang lalu.

Berbeda dengan Lagoi, pantai ini, dengan nama versi manapun yang dipilih, disediakan untuk para turist lokal yang sudah barang tentu tidak mendapatkan perlakuan seperti pantai Lagoi. Hal ini dapat dilihat, dari sepanjang jalan, dijumpai perkampungan rakyat dan nelayan, juga dari bentuk hotel-hotel dan prasarana-prasarana yang lain, seperti restaurant dan lain sebagainya.
Kunjungi Wisata Lainnya

Read more »

Selasa, 01 Maret 2011

Gunung Dempo yang Memagari Alam

Memandang, menyusuri, mendaki, dan meneliti pesona wisata Gunung Dempo.Hamparan hijau kebun teh begitu segar. Tampak orang bercaping berbaris membawa keranjang dipundak, memetik pucuk daun teh. Hutan hijau pekat menjadi batas hijaunya teh dengan birunya gunung Dempo besama awan putih dipuncaknya.

Ditemani secangkir kawe (kopi) beraroma khas Pagar Alam, pemandangan alam nan asri saat pagi di serambi Penginapan Gunung Gare Pagar Alam ini, akan memikat siapa saja yang melihatnya.Belumlah puas mata memandang. Kaki pun akan tergerak melangkah di sela perkebunan teh, mencari-cari benalu teh yang berkhasiat itu di sela batang teh, ditemani segarnya dingin pagi dan sinar mentari yang mulai menyapu punggung gunung.
Ditemani secangkir kawe (kopi) beraroma khas Pagar Alam, pemandangan alam nan asri saat pagi di serambi Penginapan Gunung Gare Pagar Alam ini, akan memikat siapa saja yang melihatnya.Belumlah puas mata memandang. Kaki pun akan tergerak melangkah di sela perkebunan teh, mencari-cari benalu teh yang berkhasiat itu di sela batang teh, ditemani segarnya dingin pagi dan sinar mentari yang mulai menyapu punggung gunung.Gunung Dempo yang memiliki ketinggian 3.159 meter dari permukaan laut ini, merupakan daerah tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan. Perjalanan selama kurang lebih 6 jam dari Palembang menuju Pagar Alam juga menjadi pengalaman menarik.

Memasuki daerah yang dipagari oleh alam pegunungan ini, jalan berkelok dengan lembah dan tebing di tepian jalan mengucapkan selamat datang memasuki Kota Pagar Alam.Gunung DempoTidak hanya keindahan Gunung Dempo yang terkenal, jalur pendakian gunung ini juga menjadi buah bibir dikalangan pendaki gunung. “Tantangan yang bervariatif, dan bonus (jalur datar) nya sedikit,” komentar para pendaki gunung asal Jawa. Gemericik suara air dan bermacam suara hewan penghuni gunung akan menemani para pendaki.Mendirikan kemah di hamparan puncak merapi, sebelum melihat kawah Dempo, juga menjadi daya tarik tersendiri. Menghangatkan badan meneguk kawe, di dekat api unggun, gemerlap lampu kota tampak dari ketinggian itu.

Apalagi disaat tahun baru tiba, hamparan ini akan dipenuhi para pendaki, baik yang berasal dari Pagar Alam, Palembang, bahkan dari luar Sumsel. Menyambut tahun baru di Puncak Merapi Dempo, seakan sudah menjadi tradisi.Daerah Pegunungan yang menjadi lokasi dipertandingkannya cabang oleh raga Paralayang pada PON ke XVI lalu ini, menjadikan wisata sebagai salah satu andalan. Derasnya arus sungai di sela bebatuan juga menjadikan ini sangat potensial untuk menjadi tempat arum jeram.Gunung DempoDaerah yang berjarak 300 kilometer dari Palembang ini juga sarat dengan daya tarik sejarah purba. Batu-batu peninggalan purba yang diperkirakan berumur 2500 sampai 3000 tahun ini terdapat di beberapa desa di kaki Gunung Dempo. Bentuk batunya pun beragam, dari lesung, hewan, manusia, dan ada juga batu berbentuk rumah.Megalit inilah yang membawa wisatawan mancanegara asal eropa kerap datang ke daerah pegunungan tertinggi di bukit barisan Sumatera ini.

Belum habis lah potensi wisata di Pagar Alam. Air terjun di pegunungan ini belum sepenuhnya dikembangkan, bahkan tidak menutup kemungkinan belum ditemukan. Seperti ditemukannya curub (air terjun) Pancur belakangan ini, sebuah keindahan baru yang terkuak.Selepas memuaskan minat wisata di tengah pesona alam Gunung Dempo. Para wisatawan dapat mengunjungi pasar tradisional di pusat kota. Kudu, sebuah senjata khas masyarakat Pagar Alam menjadi buah tangan favorit, selain kopi, teh, benalu teh, dan alpukat.Gunung DempoTekad Pagar Alam menjadikan kota wisata dan budaya ini semakin mantap dengan dicanangkannya Visit Musi 2008. Kota penghasil kopi dan teh semenjak jaman kolonial Belanda ini dikukuhkan sebagai kota Bunga. Halaman rumah, sekolah, dan taman kota dipenuhi bunga. Pameran bunga diadakan di alun-alun kota setiap tahunnya.

Balai Benih Jarai pun tidak hanya ditanami anggrek, pembudidayaan bunga krisan dilakukan disana. Pembudidayaan bunga potong ini merupakan bentuk dukungan Pemprov Sumsel terhadap upaya menjadikan Kota Pagaralam sebagai kota bunganya Bumi Sriwijaya.

Kekayaan potensi wisata ini disambut ramah warga setempat. Mereka siap menyapa wisatawan, penginapan memperbaiki pelayanan, jalan-jalan diperpanjang dan dihaluskan. Begitupun hutan, dengan penanaman pohon Bambang, dipertahankan kelestariannya.
Wisata Indonesia Lainnya
Read more »

 
informasi tempat wisata di sumatra indonesia